Di postingan sebelumnya sudah saya ceritakan bahwa perjalanan berburu beasiswa Chevening saya dengan amat disayangkan harus berhenti sejenak, sembari menunggu dibuka lagi di pertengahan tahun 2018 ini. Email penolakan bukan berarti menciutkan hati kecil saya, justru keinginan itu semakin membesar. Saya yakin ini adalah jawaban Tuhan atas semua pertanyaan-pertanyaan yang kerap kali saya lontarkan setelah salat. Tuhan sedang menginginkan saya untuk fokus pada apa yang telah saya mati-matian perjuangkan sebelum perburuan beasiswa Chevening ini dimulai. Alhamdulillah.
Jadi nih ceritanya, sebelum saya mengumpulkan berkas persyaratan Chevening pada November 2017 lalu, saya mendaftar Program Pendidikan Profesi Guru yang dirintis oleh Kementrian Ristek dan Pendidikan Tinggi di awal tahun 2017. Pendaftaran ditutup sekitar bulan Mei 2017 dan beberapa tes dilakukan di bulan Juni dan Juli 2017. Saya dinyatakan diterima sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan Profesi Guru Bahasa Inggris di Universitas Negeri Yogyakarta sekitar bulan Oktober 2017, satu bulan sebelum pendaftaran Chevening ditutup. Meskipun di bulan Oktober sudah diumumkan, kami yang dinyatakan lolos masih harus menunggu lagi sekitar 4 bulan karena orientasi dan kegiatan perkuliahan baru akan dilaksanakan pada bulan Februari 2018. Lamaaaaa.
PPG
sendiri sudah dicanangkan sejak program SM3T (Sarjana Mengajar di Daerah Terdepan,
Terluar, Tertinggal) pada sekitar tahun 2013. Untuk gambaran umummnya bisa dibaca di sini, kak. PPG ini adalah program lanjutan yang biaya dan
SPP sepenuhnya ditanggung pemerintah, bagi mereka yang telah selesai
melaksanakan SM3T di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Nah, untuk PPG yang
saya ikuti ini adalah PPG Pra Jabatan Bersubsidi 2017, PPG pertama yang bisa
diikuti tanpa harus mengikuti program SM3T terlebih dahulu, dan masih bersubsidi,
alias dibiayai oleh pemerintah. Peserta yang mendaftar program ini di tahun 2017 ada sekitar
24.000 orang dan yang diterima berjumlah 4.661 mahasiswa (termasuk saya) yang tempat kuliahnya
tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Persaingan yang terbilang ketat sih
untuk ukuran program rintisan baru. Alhamdulillah.
Daaaan, setelah
menerima KTM di atas, resmilah saya bergelar mahasiswa Profesi, dengan jurusan Bahasa
Inggris di PPG Pra Jabatan Bersubsidi 2017 di kampus saya dahulu, Universitas
Negeri Yogyakarta. Dan perjalanan baru yang berkelok-kelok dan rumit (halah) akhirnya kembali dimulai. Seperti apa serunya jadi mahasiswa profesi guru? Mau tahu tips dan trik dalam menjalani program profesi mulia ini? Jangan lewatkan di postingan selanjutnya ya. Wkwkwk. Terima kasih. Sehat
selalu!
0 Comments