Voyage Chapter Seventeen: Celosia Garden and Me, Saving Summer

SAYA BOSAN KULIAH! Dalam hati sering saya teriakkan kalimat tersebut saat sedang lokakarya di kelas profesi yang sudah kurang lebih 3 bulan saya jalani. Bagaimana tidak, saya yang notabene punya kepribadian beagle ini disuruh diam di depan laptop mengerjakan perangkat pembelajaran selama kurang lebih 8 jam. Sedih sekali sobat anxiety. Rasanya ingin piknik terus. Huhu.

“Just like the seasons, people have the ability to change.” - Laurie Buchanan

Beberapa minggu lalu setelah kepulangan dari wajib militer (haha) di Akademi Angkatan Udara, saya terserang batuk dan flu hebat yang betah banget menginvasi tubuh saya. Sekitar dua minggu dan belum sembuh juga, hmmm. Saya saat itu curiga pasti nih sakitnya karena kurang piknik. Alhasil, hari Minggu tanggal 20 Mei kemarin, dua hari setelah saya ijin sakit tidak berangkat lokakarya, saya memutuskan untuk ikut teman saya mencari musim panas yang tak kunjung tiba. Musim panas kan pertanda liburan, masa iya sih nggak nongol-nongol. Kan kesel.

Karena teman jaman kuliah saya ini bertempat tinggal di Southern Mountain alias Gunungkidul, kami putuskan hari itu untuk melancong ke sana, sekalian mampir rumah dia maksudnya. Ada tempat wisata baru yang sedang viral di internet dan media sosial! Coba tebak, clue-nya: banyak bunganya, merah dan kuning. Sudah tahu jawabannya? Ini bocorannya nih.


Yak betul. Saya dan teman saya mengunjungi Taman Bunga Celosia yang baru-baru ini sedang terkenal karena keindahannya. Taman ini berlokasi di kawasan pantai, antara Pantai Kukup dan Pantai Sepanjang di daerah Tanjungsari, Gunungkidul. Lokasinya tidak jauh dari gerbang masuk ticketing pantai setelah Jalan Wonosari-Drini. Yah sekitar satu setengah jam lah kalau dari kawasan kampus UNY. Kalau nggak macet lho ya.

Luas taman ini sekitar kurang lebih satu hektar dan ditanami tanaman bunga Celosia yang tumbuh subur setinggi dada orang dewasa yang ditata dengan rapi. Hanya ada dua warna bunga Celosia di taman ini; merah dan kuning.





Terdapat pula beberapa pondok kayu kecil di sisi kanan dan kiri taman yang difungsikan untuk tempat berteduh pengunjung. Karena biasanya ramai di siang hari dan sinar mataharinya memang sangat menyengat sih. Oh iya, selain Celosia, ada juga beberapa bunga lainnya yang sedang dikembangkan di bagian belakang taman, seperti bunga matahari dan bunga kertas. Mungkin ke depannya bakal lebih banyak macam bunga yang ditanam di sini. Sounds nice.

Ini pondoknya nih!
Berasa jadi kumbang heuheu

Mampir ke Pantai Kukup juga sekalian, kak!

Hanya dengan membayar 5.000 rupiah saja kita sudah bisa memasuki kawasan Taman Bunga Celosia ini dan bebas berfoto sesuka hati, hampir semua spotnya menarik untuk menjadi objek foto kita. Tempat parkirnya belum begitu luas karena masih tergolong baru dibuat dan masih beralaskan tanah gunung (dan masih bebas biaya parkir ya). Saran saya sih, kalau libur lebaran tahun ini ada rencana melancong ke pantai di daerah Gunungkidul, sempatkanlah mampir ke Taman Bunga Celosia ini, sebelum ramai pengunjung, hehe. Jangan lupa bawa sunscreen karena kawasan pantai selalu menyengat kulit, untuk berjaga-jaga saja. Akhirnya musim panas saya terselamatkan oleh Celosia. Terima kasih sudah membaca tulisan singkat ini. Semoga sehat selalu! Bon Voyage!


Yogyakarta, 12 Juni 2018

Post a Comment

0 Comments