Scholarship Hunt: I Got Conditional Offers!

Saya sangat bahagia menulis judul postingan di atas. Betapa tidak, ekspektasi saya teramat rendah kala itu (hampir putus asa btw) dan usaha memang sepertinya tidak akan mengkhianati hasil, we just need to believe. Kali ini saya ingin melanjutkan cerita tentang perburuan beasiswa saya. Beasiswa Chevening yang sempat sedikit saya jelaskan di sini memang tidak mempersyaratkan peserta untuk memiliki Letter of Acceptance (LoA) dari kampus yang dipilih saat mendaftar, namun tak ada salahnya mencoba mendapatkannya lebih awal, agar efisien pikir saya waktu itu.

“You may say I'm a dreamer, but I'm not the only one. I hope someday you'll join us. And the world will live as one.” - John Lennon

Letter of Acceptance

Sedikit informasi, LoA sendiri adalah bukti bahwa kita diterima di kampus tujuan yang kita daftari. Surat yang diberikan bisa berbentuk Conditional Offer (bersyarat, biasanya tinggal melengkapi dokumen tertentu) atau Unconditional Offer (lolos tanpa syarat). Dua-duanya sama-sama menyatakan bahwa kita sudah diterima di kampus tujuan, namun Unconditional Offer biasanya lebih meyakinkan karena kita tak perlu mengumpulkan berkas lagi. Nah, beasiswa Chevening termasuk fleksibel, kita bisa melakukan update dokumen dengan mengunggah LoA yang berupa Conditional dahulu, nanti setelah memiliki Unconditional Offer bisa kita perbarui lagi.

Sempat saya ceritakan bahwa saya memilih tiga kampus dengan tiga jurusan yang kurang lebih linear dengan jurusan saya dahulu: University of Birmingham sebagai pilihan pertama, lalu University of Leeds dan University of Sheffield sebagai pilihan kedua dan ketiga. Untuk mendaftar (admission process) di tiga kampus ini lumayan mudah dan efisien, asalkan berkas-berkas yang disyaratkan memang sudah lengkap. Berkas yang diminta sih kurang lebih sama: scan paspor, transkrip akademik, ijazah, CV/resume, sertifikat IELTS, esai/personal statement, dan reference/surat rekomendasi. Jangan patah semangat dulu walaupun belum memiliki sertifikat IELTS ya, pihak kampus biasanya tidak masalah dengan itu, namun offer yang diberikan biasanya masih conditional, dan akan diubah menjadi unconditional setelah kita mengumpulkan sertifikat IELTS.

The majestic dream campus!
Saya memberanikan diri mendaftar tanpa sertifikat IELTS karena memang belum siap mental dan biaya untuk mengikuti tesnya (huhu, mahal sih), namun dokumen yang lain memang sudah saya lengkapi, termasuk personal statement yang menguras pikiran dan tenaga, haha. Oh iya, sebelumnya saya bersama teman saya, Dana, yang sama-sama mendaftar Chevening berinisiatif untuk apply sendiri melalui ketiga web universitas dan kami sangat beruntung karena menemukan kesulitan untuk mengisi formulir di salah satu web universitas. Kebingungan, Dana lalu teringat akan lembaga studi internasional yang mungkin akan mau memberi informasi tentang pendaftaran universitas seperti ini. IDP namanya, singkatan dari International Development Program yang memang sudah tersebar di beberapa kota besar di Indonesia. Kantor IDP di Yogyakarta berada di Jl. Urip Sumoharjo, tak jauh dari kampus saya. Staf di sana sangat ramah dan nggak segan membantu kami yang juga banyak bertanya. Di IDP bahkan kita bisa meminta tolong untuk mendaftarkan kita di kampus tujuan kita, di beberapa universitas di UK, USA, Australia, maupun New Zealand. Mbak Mimi, seorang staf di section UK adalah konselor kami berdua, beliau dengan senang hati membantu kami mendaftar di ketiga kampus tujuan kami, dan kami hanya diwajibkan mengumpulkan scan dokumen yang dipersyaratkan oleh pihak kampus. Setelah berkas dikumpulkan, IDP lalu memberikan akun student portal agar kita bisa memantau sejauh mana aplikasi kita diproses oleh pihak kampus tujuan (OMG, IDP is a very excellent institution and most importantly it’s free!). Sempat menyesal kenapa nggak sedari awal minta bantuan IDP ya, huhu.

Seperti judul di atas, hingga saat ini saya berhasil mendapatkan Conditional Offer dari dua dari tiga kampus tujuan saya: University of Leeds dan University of Sheffield. Kurang lebih 3-4 minggu waktu yang diperlukan universitas tersebut untuk memutuskan bahwa saya diterima menjadi mahasiswanya.

Conditional offer dari Univ. of Leeds 
Conditional offer dari Univ. of Sheffield


Akun student portal dari IDP
I was frantically happy and excited! Yah walaupun kampus pilihan pertama saya masih berstatus Acknowledged by Institution, setidaknya masih diproses. Mohon doanya ya, semoga kampus impian yang satu ini bisa tembus juga. Aamiin Yaa Robbal’alamin. Terima kasih sudah membaca postingan ini, kalau ada pertanyaan silakan tulis di kolom komentar atau melalui email. Semoga sukses dan sehat selalu!


Yogyakarta, 31 Januari 2018

Post a Comment

8 Comments

  1. Proud of you kak, good luck yaa.. 😄

    ReplyDelete
  2. Semangat oppaa,, ku mendoakanmu selaluuu.. aku ingin jg bisa dpt beasiswa. Tp sptnya ak mundur dlu, heheh.. aku belajar lagi dlu about language, kecuali kalau ada beasiswa tanpa bahasa tp ada les bahasanya dulu. Kabar2 yaaak.. heheeehee

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siaaaap! Semangat juga ya Wes, iya banyak kok beasiswa yang nawarin bimbingan bahasa dulu, sama-sama berjuang keras ya, jangan kubur mimpi itu pokoknya 😉

      Delete
  3. Ahay..selamat ya kak..really proud pok men. You know that I really learn a lot from you.I'll ask you more questions then. hhi
    don't delete my number :D see ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ah bisa aja nih, ya nggak lah ngapain dihapus 😂. Good luck for everything Sekaar!

      Delete
  4. makasih mas sudah jawab pertanyaan pertanyaan saya di email. Sukses terus buat kedepannya.

    ReplyDelete
  5. halo kak. ak boleh tanya sedikit tentang pengalaman apply chevening? hehehe...kalau submit aplikasi tanpa conditional or unconditional letter itu bisa tidak kak? lalu saat mengisi aplikasi, salah satu pertanyaannya kan, apakah ada consider apply beasiswa lain selain ini? itu kakak jawabnya apa...thxx so much

    ReplyDelete