Scholarship Hunt: Cara Meminta Surat Rekomendasi ke Dosen


Salah satu syarat penting untuk mendaftar kuliah jenjang master (S2) atau doktor (S3) adalah surat rekomendasi atau reference dari dosen di kampus asal kita. Tidak berbeda dengan Chevening yang saya daftari kemarin, panitia juga mengharuskan peserta untuk mengunggah dua references jika dinyatakan lolos ke tahap wawancara. Yah, walau saya belum dinyatakan lolos ke tahap itu sih, tak ada salahnya mempersiapkan mulai dari sekarang, haha. Itung-itung sebagai doa biar lolos. Aamiin Ya Rabb.

"Reality is wrong, dreams are for real." - Tupac Shakur

Saya juga baru kali ini sih memberanikan diri bertanya ke dua orang dosen saya dan meminta ketersediaan beliau-beliau ini untuk membuatkan reference, semata karena dipersyaratkan oleh Chevening, haha. Dua orang dosen tersebut adalah:
(1) Dosen pembimbing skripsi yang juga dosen mata kuliah sejak semester 1, beliau adalah dosen senior yang sepertinya sudah mengenal saya dengan baik. Pertimbangan saya memilih beliau adalah karena beliau tahu benar kinerja saya semasa menyusun skripsi (jatuh bangun revisi melulu, huhu) dan saya mendapatkan nilai yang cukup baik di tiga mata kuliah beliau yang saya ikuti selama kuliah;
(2) Dosen penanggung jawab internship yang sekaligus dosen empat mata kuliah sejak semester 2. Bisa dibilang beliau inilah yang paling mengerti saya dari baik-baiknya sampai nakal-nakalnya saya, haha.

Some applicants chose their head of study program, but sadly I did not. The main reason is that the head of our study program doesn’t really know me that well and I only joined his class once during my study. I’m afraid he’ll write nothing in the reference. 

Yah, sebenarnya kembali ke kita juga sih mau memilih siapa yang akan menjadi referee kita. Akan baik jika ketua jurusan atau bahkan dekan yang memberi reference, asalkan benar-benar mengetahui kemampuan kita semasa kuliah dan kejelasan karir/studi kita selepas kuliah. Jangan hanya memilih karena jabatan tapi beliau-nya nggak tahu kemampuan dan kinerja kita semasa kuliah seperti apa, kurang menjual nanti, hehe.

Untuk mendapatkan reference, ada dua metode yang saya lakukan:
(1) Yang pertama adalah metode yang umum, yaitu dengan menanyakan apakah dosen terkait bersedia menuliskan reference untuk kita; jika bersedia, kita hanya perlu menunggu tulisan beliau selesai, tanpa perlu menambah apapun. Dosen pilihan kedua saya menggunakan metode ini, saya hanya diminta mengirimkan detil beasiswa, detil jurusan S2 tujuan, CV/resume, dan transkrip nilai ke email beliau. Beliaulah yang menuliskan keseluruhan isi reference, mudah kan? 
(2) Metode yang kedua sebenarnya adalah saran dari dosen pilihan pertama saya. Karena beliau lumayan sibuk di kampus dan juga memiliki banyak mahasiswa bimbingan, beliau meminta dibuatkan draft isi reference yang menceritakan kemampuan, kapasitas, pengalaman, dan rencana karir saya. Selanjutnya beliau merevisi grammar dan content (huhu jadi teringat masa-masa skripsian), menambahkan apa yang perlu dimasukkan, dan menandatangani reference tersebut. Metode ini cukup menantang sih sebenarnya, ya mana bisa sih saya menulis tentang kebaikan diri sendiri, haha. Tapi ya harus gimana lagi?

Hal-hal yang perlu diperhatikan seputar reference adalah:
(1) Jika kita menggunakan metode kedua alias menulis sendiri, usahakan jangan terlalu berlebihan atau dibuat-buat, tulislah se-natural mungkin dan secukupnya. Asalkan garis besar yang menjelaskan diri kita sudah tertuang, itu sudah cukup;
(2) Etika dalam meminta reference ke dosen-dosen harus selalu diperhatikan. Mulailah dengan basa-basi menanyakan kabar, jangan lupa memperkenalkan diri in case beliau lupa siapa kita, maklum. kan mahasiswa juga jumlahnya banyak. Jangan lupa ucapkan terima kasih sebelum dan sesudah mendapatan reference dari beliau;
(3) Perhatikan perintah dari penyelenggara beasiswa/universitas tujuan. Beberapa memang meminta kita sendiri yang mengirimkan file reference ke online application system mereka, namun banyak pula yang hanya meminta detil referee kita seperti nama, jabatan, dan alamat email karena nanti mereka sendiri yang akan meminta dosen kita untuk menuliskan reference untuk selanjutnya dikirim ke mereka melalui email, yang jelas, tetap jaga hubungan baik dengan dosen-dosen kita. Beliau pasti dengan senang hati membantu.

Ah iya, contoh reference saya akan saya unggah di lain kesempatan ya. Kedua reference itulah yang akan saya pakai untuk mendaftar beasiswa-beasiswa internasional kelak. Sekian postingan mengenai reference dari saya. Terima kasih sudah mampir untuk membaca, jika ada pertanyaan bisa melalui kolom komentar atau lewat email ya. Selamat berjuang!



Yogyakarta. 6 November 2017

Post a Comment

0 Comments