Jadi
ceritanya, mulai hari Senin, 27 Oktober 2014 sampai Jumat, 31 Oktober 2014,
kami para mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Inggris angkatan 2012 alias
mahasiswa PBI UNY semester 5 diwajibkan mengikuti Guest Lecturing yang
diselenggarakan oleh pihak Kantor Jurusan dalam rangka experiencing new
experience (?) atau apalah yang berkaitan dengan pengajaran kami kelak. Mungkin
memang sedikit terdengar ‘menyenangkan’ bagiku pada awalnya, dikarenakan
bayangan sosok dosen dari luar negeri bermuka bule setinggi 2 meter yang fasih
berbahasa Inggris serta lancar dalam memberi perkuliahan sudah melayang-layang
di kepala. Ternyata oh ternyata, tak disangka-sangka, dosen yang mengisi Guest
Lecturing kami adalah seorang yang berkebangsaan Malaysia bernama Prof. Dr. Supyan
Hussin yang notabene adalah seorang dosen di salah satu universitas terbaik Malaysia,
Universiti Kebangsaan Malaysia alias UKM. Awalnya memang sedikit kecewa dengan
pihak Kantor Jurusan yang tidak-dengan-senang-hati mendatangkan seorang native
speaker yang memang sudah sejak lahir
bisa berbahasa Inggris, woh (?), tapi tak apalah, apa yang bisa kami perbuat?
Pak
Supyan Hussin adalah sosok yang awalnya kukira menyeramkan dan sangat tegas,
yang pada saat itu kuramalkan begitu saja karena melihat beliau yang selalu
memakai baju muslim ala Malaysia tersebut jarang tersenyum pada saat pembukaan
acara berlangsung. Bertolak belakang, ternyata beliau adalah orang yang sumeh
alias murah senyum dan ramah, juga tidak segan-segan membantu kami yang
kerapkali kesusahan mengerjakan instruksi dari beliau di dalam workshop
tersebut. Beliau juga orang yang cerdas (secara gelarnya Professor) dan tak
banyak berkeluh kesah dengan keadaan Wi-Fi yang menyedihkan di Gedung Kuliah 1.
Hmm.
Hari
pertama workshop, 27 Oktober 2014, di Ruang Seminar GK.1 di lantai dua, dimulai
dengan pembukaan oleh Bapak Agus Widyantoro selaku kepala prodi PBI,
dilanjutkan oleh Ibu Widyastuti Purbani selaku Wakil Dekan I, dan perkuliahan
super-pun dimulai. Mr. Supyan Hussin mulai menerangkan slide demi slide materi
tentang The Use of Technology in English Language Teaching yang notabene berisi
teori-teori membosankan yang mungkin pernah kami dapatkan dahulu, yang menarik
adalah saat beliau mulai menerangkan mengenai teknologi atau media yang digunakan
untuk mengajar Bahasa Inggris yang lumayan rumit (ada teorinya juga lho
ternyata). Sesi pertama berakhir dan dilanjutkan coffee break (tapi minumnya
Aqua) lalu kembali lagi ke sesi selanjutnya. Sesi kedua, beliau mengajarakan
kami cara membuat LMB yang intinya adalah blog atau website untuk mengajar
Bahasa Inggris menggunakan Wordpress, Youtube, dll. Kubuka laptopku, kucoba
menyambungkan ke koneksi Wi-Fi “ysu” dan ternyata gagal, kucoba sekali lagi,
gagal lagi. Jadilah mutung semutung-mutungnya. Mutung sampai acara selesai.
Can you find me? |
Hari
kedua workshop, 28 Oktober 2014, dimulai dengan ditayangkannya video klip
berjudul Green Green Grass of Home yang sebetulnya ditujukan pada kami agar
kami bernyanyi bersama dan menjadi lebih bersemangat, tapi nyatanya semangat
malah kendor karena tak ada satupun
yang bisa menyanyikan lagu jaman baheulah
tersebut. Oke, skip. Materi hari kedua jauh lebih menarik, yaitu mengenai
software Hot Potatoes which deals with how teachers should design English
exercises for students through media, and it was awesome (emoticon mangap). Sebenarnya software ini simpel
dan mudah dioperasikan asalkan benar-benar teliti dalam mengolah kata, namun
masih bisa dibilang sulit untuk guru-guru zaman Orde Baru (?) untuk bisa mengaplikasikannya
dan mengembangkannya lagi untuk bisa diajarkan pada peserta didiknya (which is
a new problem for us, guru-guru zaman Masa Depan, eh). Overall, hari kedua
lebih menantang dan lebih berhasil mengurangi frekuensi menguapku. Yes!
Hari
ketiga workshop, 29 Oktober 2014, pagi itu dimulai lagi dengan ditayangkannya
beberapa buah lagu besutan The Beatles, band sejuta umat yang mengumandang ke
seluruh penjuru Ruang Seminar. Beberapa dari kami bisa menyanyikannya, lebih
baik dari hari kemarin, hahaha. Materi hari itu adalah tentang MALL alias
Mobile Assissted Language Learning yang menjelaskan tentang penggunaan
smartphone untuk pembelajaran Bahasa Inggris. Hmm. Jauh lebih menarik dari
materi sebelumnya. MALL ini ditujukan agar kami, para guru masa depan mampu
memanfaatkan penggunaan smartphone untuk Communicative Learning. Kami
diharuskan mendownload aplikasi Telegram yang kemudian menjadi hot issue di
kalangan anak-anak PBI. Sedaaaaaaap.
Hari
keempat workshop, 30 Oktober 2014, dimulai dengan lagu Mammamia karya ABBA yang
oleh malam sebelumnya di-request oleh Ester di Telegram, salah satu temanku.
Hanya beberapa yang ikut menyanyi bersama, maklum, masih malu, saya juga
malu-malu kucing (hoek). Hari keempat adalah hari yang paling tak terasa lama,
entah kenapa suasana hari itu memang seperti bermain-main dan bersenang-senang,
mungkin karena tidak banyak materi lagi yang perlu diterangkan, hanya
prakteknya saja. Hari itu kami diajarkan untuk memasukkan aplikasi Hot Potatoes
ke dalam blog, dan ‘memperindah’ blog kami dengan widget dan tetek-bengeknya.
Hari
kelima alias hari terakhir, 31 Oktober 2014, adalah saat paling menyenangkan
sekaligus menyedihkan. Menyenangkan karena setelah ini tak akan ada lagi guest
lecturing pagi-pagi yang perlu kami ikuti, tak perlu lagi membuat resume
sepanjang 2-3 halaman folio bergaris, dan tak perlu lagi pasang muka ‘jaga
image’ di depan temen seangkatan 2012, haha. Yang menyedihkan adalah kami harus
berpisah dengan beliau Bapak Supyan Hussin, yang notabene adalah seorang pengajar
yang luar bisa hebat dan ‘ngayomi’ bagi kami. Memang sedih rasanya, serius bro.
Move on. Pada hari itu diumumkan pula beberapa juara, tepatnya enam mahasiswa
yang ‘katanya’ berbakat dalam membuat Educational Blog, dan para jawaranya
adalaaahh... Rahma, Rizka, Windria, Hario, Ernita, dan saya sendiri (Hooooraaaay!
Visit my blog, mistersaras.wordpress.com). Alhasil, kami berenam berhasil
membawa pulang flashdisk berkapasitas 16 gigabyte (Alhamdulillah, lumayan).
Pada akhirnya, kami harus berpisah dengan Bapak Supyan Hussin, sosok yang
berarti banyak bagi kami, yang mengajarkan tentang indahnya teknologi bagi
pengajaran Bahasa Inggris, tentang kerasnya perjuangan menjadi pengajar handal
di masa depan. Ingin rasanya mengikuti guest lecturing lagi, tapi mungkin tak
akan bisa. So far, guest lecturing menurutku adalah sebuah pengalaman luar
biasa yang tak boleh dilewatkan, terima kasih Bapak Supyan Hussin, terima kasih
dosen-dosen Pendidikan Bahasa Inggris FBS UNY, terima kasih teman-teman PBI
angkatan 2012 semuanya. Sukses!
0 Comments