New Experience: Berkeliling Dunia Melalui Kartu Pos

Saya ingin bertanya, kapan terakhir kali teman-teman menulis surat atau kartu pos, menempel prangko di sudut kanan amplop, dan mengirimkannya lewat kantor pos? Sebentar, gampangnya deh, kapan kali terakhir teman-teman ke kantor pos? Saya yakin sebagian besar menjawab lupa karena saking lamanya tidak menyentuh jasa Pos Indonesia. Tak diragukan lagi, di era yang semuanya serba digital dan online ini, kebiasaan klasik menulis surat atau kartu pos sudah jarang sekali dilakukan. Namun, di saat banyak orang lebih memilih berkomunikasi via e-mail, sms, dan beberapa aplikasi chatting, siapa sangka para pecinta kartu pos masih tetap ada di jaman modern ini. Saya termasuk salah satunya. Berikut ceritanya.

Beberapa kartu pos favorit saya

AWAL MULA

Hobi tak biasa ini berawal saat salah satu teman saya, Dana, memberitahukan bahwa ia baru saja mengirimkan kartu pos ke tiga negara berbeda: Hongkong, Cina, dan Jepang. Saya kemudian bertanya, apa bisa kartu pos sekarang sampai di alamat tujuannya? Mengingat sudah tidak banyak lagi yang menggunakan jasa ini, mungkin kantor pos di penjuru dunia juga sudah tak banyak beroperasi. Dan setelah mencari tahu lebih lanjut, ternyata jawabannya di luar dugaan, dan saya tertarik!

Ada tiga hal yang membuat saya yakin akan menekuni hobi baru ini. Yang pertama (1) kreativitas saya akan terasah dan kesehatan mental saya akan terjaga, sebab menulis kartu pos membutuhkan ilmu seni, bukan hanya harus piawai dalam merangkai salam sapa, namun juga menghias agar kartu pos yang sampai ke penerima tak hanya dipandang sebelah mata; yang kedua (2) ada perasaan bahagia ketika tahu kartu pos yang saya kirimkan telah menemui peraduannya di alamat penerima, rasanya seperti menyebarkan horcrux di beberapa negara di dunia ini; yang terakhir (3) ada perasaan haru yang tak bisa dijelaskan saat pulang ke rumah dan melihat beberapa lembar kartu pos dengan prangko bertuliskan nama negara yang jaraknya ribuan kilometer dari rumah saya, berikut dengan sapaan yang ditujukan ke saya. Tiga hal ini yang membuat saya menekuni hobi ini terhitung 17 Agustus 2020, saat pertama kali mendaftarkan diri ke platfrom Postcrossing, seperti anjuran Dana. 

APA ITU POSTCROSSING?

Wikipedia menjelaskan:

"Postcrossing adalah sebuah proyek online yang memungkinkan para anggotanya untuk mengirim dan menerima kartu pos yang nyata dari seluruh dunia. Tagline proyek ini adalah "Send a postcard and receive a postcard back from a random person somewhere in the world!" (Kirim kartu pos dan terima kartu pos kembali dari seseorang di suatu tempat di dunia!) Anggotanya juga dikenal sebagai Postcrossers, mengirim kartu pos kepada anggota lain dan menerima kartu pos kembali dari Postcrossers secara acak lainnya. Dari mana kartu pos itu berasal selalu menjadi kejutan bagi yang menerimanya."

Jadi, setelah kita Sign Up sebagai member Postcrossing, kita bisa request lima alamat penerima. Lima kartu pos pertama yang saya kirimkan adalah ke beberapa alamat di negara: Taiwan, Hongkong, Cina, Jepang, dan Indonesia. Lima alamat tersebut saya dapat dari hasil random generate Postcrossing. 

Profil saya di situs Postcrossing

Konsep tukar menukar kartu pos di Postcrossing ini adalah kita harus mengirim kartu pos ke alamat yang sudah diberikan oleh situs secara random, masing-masing terdapat Postcard ID yang harus dituliskan di kartu pos agar bisa diregistrasi oleh penerima dan menandakan kartu pos kita sudah menunaikan tugasnya. Jika sudah terkirim (dan diregistrasi oleh si penerima) selanjutnya kita akan menerima kartu pos yang entah dikirim oleh siapa dan dari sudut dunia bagian mana. Menantang ya?

Untuk tarif pengirimannya masih menggunakan prangko, benda kecil yang sangat dinanti kedatangannya oleh postcrosser-postcrosser dan filatelis di seluruh dunia. Menurut Permenkominfo, untuk pengiriman kartu pos/postcard (berat surat s.d. 20gr) memakai tarif prangko berikut:

1. Seluruh Indonesia = IDR 3.000

2. Asia Pasifik = IDR 6.000-7.000 (tergantung Zona)

3. Afrika dan Eropa = IDR 7.000

4. Amerika = IDR 8.000

Sangat terjangkau bukan? Bayangkan, hanya dengan 6.000 rupiah kartu pos atau surat kita bisa sampai ke negeri sakura, Jepang, dengan 7.000 rupiah ke negeri pizza, Italia, dan hanya 8.000 rupiah bisa sampai ke rumah Selena Gomez di Amerika sana. Tanpa tambahan biaya apapun. Sadis, tapi keren.

KARTU POS TERKIRIM

Dari kelima kartu pos yang sudah saya kirimkan pada tanggal 17 Agustus 2020, yang pertama sampai adalah kartu pos untuk Chiaki di Jepang, dengan waktu pengiriman 25 hari (17 Aug – 11 Sep). 

Mengetahui bahwa horcrux saya sudah sampai di Jepang begini saja membuat saya bahagia, ditambah membaca ucapan terima kasih dari si penerima yang ternyata menyukai kartu pos yang saya pilihkan. This sparks joy!

Tak selang beberapa lama, saya pun menerima kartu pos pertama saya dari Postcrossing, bersamaan dengan 13 kartu pos lain yang saya dapatkan dari Instagram Swap (akan saya ceritakan di postingan lain). Kartu pos pertama saya berasal dari Taiwan, dikirimkan oleh Nico, dan dengan waktu pengiriman 39 hari.

Official postcard pertama saya

Rasanya bahagia saat menerima kartu pos, kartu dengan gambar khas negara nun jauh di sana, dengan prangko yang beraneka warna, serta tulisan tangan yang menyapa saya dan mengabarkan kegiatan sehari-hari mereka di sana. Hangat, namun romantis. Dan benar saja, setiap pulang dari kantor saya selalu menanyakan ke orang rumah apakah ada kartu pos untuk saya. Haha.

TIPS POSTCROSSING

Saya ada beberapa saran dan tips untuk teman-teman yang ingin mencoba hobi ini:

1. Buatlah profil Postcrossing yang friendly dan tidak terkesan sombong. Perkenalkan diri, kesibukan, dan tinggal di mana. Bisa juga menyebutkan kesukaan atau hobi. Kemudian, tuliskan jenis-jenis kartu pos yang disukai (misalnya pemandangan, kartun, skyline, pantai, makanan khas, tempat wisata, dll.), namun jangan sampai mewajibkan pengirim untuk mengirimkan jenis kartu pos tertentu dan memberatkan. 

2. Selalu mengucapkan terima kasih dan kata-kata yang menunjukkan bahwa teman-teman menyukai kartu pos yang sudah dikirimkan ke alamat teman-teman. Menjalin hubungan baik bisa dimulai dengan kata-kata yang ramah dan hangat. 

3. Pilih kartu pos yang akan dikirimkan ke alamat tujuan dengan cara membaca profil si calon penerima. Biasanya banyak postcrosser yang menuliskan jenis atau gambar kartu pos tertentu yang mereka sukai. Hal ini selain mempermudah dalam memilih juga pasti akan membuat si penerima lebih senang. 

4. Jika kartu pos yang kita kirimkan tidak kunjung sampai ke alamat tujuan padahal sudah dikirimkan lama sekali, jangan panik. Setelah 60 hari berjalan, kartu pos akan dihitung expired dan kita akan mendapatkan alamat baru. Walau begitu, kartu pos yang expired masih akan bisa diregistrasi oleh penerima.

5. Jangan lupa menulis Postcard ID. Jika kita tidak menuliskannya, penerima tidak akan bisa meregistrasi kartu kiriman kita dan kita juga tidak akan mendapatkan alamat baru (dan kartu pos untuk kita tentunya).

Terhitung hari ini, 11 November 2020, saya sudah menerima 51 kartu pos baik dari Postcrossing maupun Instagram Swap. Kartu-kartu tersebut saya simpan rapi di sebuah kotak khusus di atas meja saya. Mereka akan menjadi memento berharga kelak di kemudian hari. 

Beberapa koleksi kartu pos favorit yang sudah saya dapat. Semua kartu pos saya bisa dilihat di tab menu ‘My Postcards’ di blog ini.

Kartu pos dari Pingkan, teman lama saya yang sudah lama menekuni hobi berkirim surat

Kartu pos dari Anastasia di Belarusia yang jaraknya 10.205km dari Indonesia

Shaped postcards juga banyak digemari

Semoga ada banyak kartu pos yang sedang menuju rumah saya. Tak sabar rasanya membaca cerita-cerita menarik dan memandangi prangko yang beragam.

Teman-teman tertarik mencoba hobi ini? Silakan akses http://www.postcrossing.com.

HAPPY POSTCROSSING! 


Yogyakarta, 11 November 2020







Post a Comment

6 Comments

  1. Kayaknya seru... mau coba ah.. terimakasih

    ReplyDelete
  2. sudah lama ga nulis surat, jadi terkenang sebuah surat

    ReplyDelete
  3. Apakah biaya perangko memang semurah itu?

    Kemarin saya mencoba mengirim kartu pos ke Jepang. Katanya perangkonya 20.000. Sudah 20 hari masih belum sampai.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, Kak Khairunnisa. Memang semurah itu. Sudah ada di daftar peraturan menteri tahun 2013 tentang tarif layanan pos. Kalau petugas posnya ngeyel tetep kekeuh 20.000, ditunjukin aja daftarnya, kak. Bisa didownload PDFnya di web PT. Pos Indonesia. Soalnya emang banyak petugas pos yang sama sekali nggak paham tentang biaya kirim kartu pos.

      Dan Alhamdulillah saya selalu sampai kok setiap kirim kartu pos ke luar negeri, walau kadang bisa lama banget karena lagi pandemi gini, kak. Saya udah kirim ke 20an lebih negara berbeda (bisa cek di Instagram saya @kotakposaras) dan pakai prangko sesuai nominal yang di peraturan menteri. Hehehe. Semoga membantu, Kak Khairunnisa. 😁📬

      Delete