Menyambung postingan tentang KKN-PPL yang sebelumnya, kali ini saya akan membahas kelanjutan dari lokasi PPL saya. Di postingan KKN-PPL lawas, saya menyebutkan bahwa SMP Negeri 2 Tempel-lah pilihan sekolah yang akan menjadi tempat bersemedi belajar saya. Namun pada akhirnya, SMP Negeri 2 Tempel berpindah tangan ke orang yang lebih membutuhkan dan SMP Negeri 4 Sleman (yang notabene lebih dekat dari rumah dibandingkan SMPN 2 Tempel) menjadi hasil akhir pilihan lokasi saya. Masih bersama dengan Yudha, teman sekelas di PBI J, kami menjadi perwakilan dari jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di sekolah tersebut.
Melalui grup KKN-PPL di Facebook, beberapa nama mahasiswa dari jurusan lain yang akan menjadi rekan seperjuangan kami bisa kami temukan, dan melalui grup chat di BBM dan Whatsapp, kami bisa berkumpul ber-delapan belas, berikut nama-nama keluarga baru itu (diambil dari sikap.uny.ac.id)
Dari ke-delapan belas mahasiswa yang ada di atas, hanya dua orang yang sudah saya kenal dengan baik, Yudha (teman sekelas di PBI J) dan Santi (teman senasib sepenanggungan akrab yang sudah 9 tahun saya kenal), okelah nggak masalah, daripada nggak ada yang dikenal sama sekali kan? Intinya, kami ber-delapan belas akhirnya bisa memperkenalkan diri satu dengan yang lain melalui grup chatting. Kami juga sepakat untuk mengadakan kopi darat alias pertemuan antar muka (lhoh?) untuk sekedar berkenalan secara langsung dan membahas ini itu. Akhirnya, pada Rabu malam, tanggal 18 Februari 2015, kami berkumpul di Pendopo Tejakusumo FBS. Untuk pertama kalinya, kami bertemu secara langsung. Rasanya? AWKWARD. SERIOUSLY. Tapi ke-awkward-an tersebut sirna setelah kami berbincang ke sana kemari tak henti-henti membicarakan apa saja yang perlu dibicarakan. Hmm. Unik. Layaknya sahabat dekat yang selama ini terpisah ruang dan waktu.
First Meeting = AWKWARD |
Setelah merembug rencana observasi dan membuat susunan kepengurusan Tim PPL SMPN 4 Sleman, kami memutuskan untuk bertemu lagi di hari Sabtu, 21 Februari 2015 untuk langsung berangkat melaksanakan observasi kondisi sekolah di SMPN 4 Sleman yang letaknya lumayan jauh dari kampus, walau tanpa ditemani DPL kami, Bapak Sridadi, M.Pd. yang belum bersedia karena SK beliau belum keluar. Malam sebelum hari observasi, tiba-tiba ada pesan masuk di akun Facebook saya, seorang mahasiswa mengabari bahwa ia dan teman sejurusannya dipindahkan dan akan bergabung menjadi anggota PPL kami, dua mahasiswa tersebut bernama Putra Hidayat dan Tri Ratna Dewi dari Pendidikan IPS. Pada akhirnya, total jumlah anggota PPL SMPN 4 Sleman adalah 20 orang. Wuih, rame nih.
Hari Sabtu, 21 Februari 2015, sekitar pukul 07.45 WIB, saya berangkat menuju Lapangan Denggung, Sleman. Kami sudah bersepakat untuk berkumpul di sini terlebih dulu sebelum berangkat bersama-sama. Setelah semua hadir, kami langsung berangkat menuju tujuan utama kami, SMP Negeri 4 Sleman yang terletak di Jl. Turi Km.3 Trimulyo, Sleman. Kurang lebih 10 menit perjalanan yang ditempuh, kami sampai di pintu gerbang SMPN 4 Sleman. Beriringan sepeda motor kami memasuki halaman sekolah, beriringan pula kami berjalan memasuki kawasan sekolah.
So Majestic! |
Disambut Pak Tris, guru olahraga di sana, kami dipersilakan masuk menuju laboratorium IPA untuk proses penyambutan dan penyerahan. Sekitar 7-8 orang guru SMPN 4 Sleman menyambut kami di ruangan itu, beliau-beliau menceritakan segala hal tentang sekolah, tentang pembangunan masjid yang sedang berjalan, tentang ruang OSIS yang menjadi masjid sementara, tentang perilaku siswa-siswi di sekolah ini, tentang guru-guru dan kekhasannya, tentang semuanya. Beliau-beliau ini sangat mengayomi dan sangat bersahabat. Beliau-beliaulah yang akan menjadi orang tua kami pada bulan Agustus-September nanti. Bismillah.
Setelah selesai penyambutan, kami menuju ruang guru untuk berkenalan dengan semua guru yang ada di sana. Karena jam istirahat sedang berlangsung, tentunya semua guru ada di ruangan tersebut. Duh, malu. Kami kembali memperkenalkan diri satu per satu, disambut dengan sapaan hangat (dan tawa menggema) dari bapak dan ibu guru yang meneriakkan makanan khas daerah setiap kali kami menyebut daerah asal kami. Hangat. Sungguh.
Selanjutnya, kami berjalan berkelompok untuk melakukan agenda utama kami, yakni observasi kondisi sekolah. Setiap ruangan kami amati, mulai dari ruang OSIS (yang akan menjadi basecamp kami kelak), ruang laboratorium IPA, laboratorium bahasa, perpustakaan, studio musik, ruang kelas, ruang UKS, hingga ruangan BK. Kami juga mewawancarai pengurus OSIS dan ketuanya (namanya Agus) untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai siswa-siswi serta program kerja organisasi tersebut dan rencana kami ke depannya. Untunglah para pengurus OSIS sangat kooperatif dan ramah, mereka tak sungkan menceritakan semua hal pada kami, seperti kakak adik saja, eciyee kakak-adek-an. (?)
wawancara dengan pengurus OSIS |
suasana luar kelas saat istirahat |
buku profil sekolah (model: Intan) |
berbagai macam badge |
Santet in action! |
Arina, Isti, Santet |
rapat evaluasi |
Setelah semua yang diperlukan selesai, kami pamit pulang. Kami berpamitan pada bapak dan ibu guru, kembali menyalami beliau-beliau satu per satu. Tak lupa kami juga berfoto bersama di depan sekolah tersebut walau cuaca saat itu sangat panas (foto di bawah judul postingan).
Pulangnya, kami mampir di warung mie ayam dan bakso terdekat untuk sekadar makan siang bersama (untuk yang pertama kalinya) dan bercerita tentang banyak hal, dan tentu saja membahas observasi yang kami lakukan tadi, haha.
Pulangnya, kami mampir di warung mie ayam dan bakso terdekat untuk sekadar makan siang bersama (untuk yang pertama kalinya) dan bercerita tentang banyak hal, dan tentu saja membahas observasi yang kami lakukan tadi, haha.
(fotografer: Intan) |
(fotografer: Aziz) |
Well, sekian postingan tentang KKN-PPL kali ini, di postingan selanjutnya mungkin akan saya ceritakan hal-hal menyenangkan mengenai teman-teman baru saya dengan keunikan mereka masing-masing. Terima kasih sudah membaca. Semoga sehat selalu.
0 Comments