Voyage Chapter Fourteen: Historis, Natural, Kebumen Keren!


Destinasi kegiatan piknik rutin keluargaku kali ini adalah kota ‘ngapak’ yang terkenal akan mendoannya. Bisa menebak? Yes, kabupaten/kota Kebumen-lah jawabannya. Ibuku mengusulkan sendiri tujuan piknik kali ini setelah mempertimbangkan banyak hal, tujuan awal kami sebenarnya hanya Pantai Ayah atau Pantai Logending, namun banyak rencana berubah saat di perjalanan. Berikut cerita selengkapnya.

Kami meninggalkan rumah sekitar pukul 06:45 WIB. Setelah mengemasi barang-barang bawaan dan bekal minuman, berangkatlah kami sekeluarga. Rute yang diambil bapak dengan mobilnya ialah rute Jalan Wates – Kulonprogo – Purworejo. Kondisi jalan dari rumah ke perbatasan Jogja – Jawa Tengah mulus dan tanpa kendala apapun, namun kondisi jalan memasuki Purworejo – Kebumen ternyata sangat tidak menyenangkan. Banyak lubang di jalan, banyak pula kerikil serta batu-batuan yang berserakan di sepanjang pinggir jalan. Jadinya, perjalanan sedikit ‘memabukkan’ bagiku. Haish.

Kurang lebih sekitar pukul 09:00 WIB kami sudah memasuki kawasan kota Kebumen. Sesuai saran temanku yang orang asli Kebumen, kami langsung menuju rumah makan yang menyediakan Sate Ambal. Kata temanku sih, sate ini merupakan salah satu makanan khas Kebumen yang nggak boleh dilewatkan. Okelah, akhirnya kami sarapan di sana, di Rumah Makan Pak Kasman – Sate Ayam Khas Ambal. Berikut penampakannya.







Sate ayamnya langsung dibakar di tempat sesaat setelah kami memesannya. Satu porsi berisi 20 tusuk sate ayam dengan rasa manis gurih yang khas, ditambah beberapa iris ketupat dan saus bumbu yang berbahan dasar tempe sebagai pelengkapnya. Serius, ini enak banget. Satu porsi sate (20 tusuk) dihargai Rp. 24.000,00 saja, itu bisa untuk berdua, dan lumayan kenyang. Hmm.

Setelah kenyang, kami melanjutkan perjalanan, menuju Benteng Van Der Wijck yang berlokasi di Gombong, Kebumen, Jawa Tengah. Benteng ini menarik perhatianku karena banyak pengunjung yang mengunggah foto mereka yang berlatar belakang benteng ini di Instagram and they look stunning as hell. Keren pokoknya. Dan rasa ingin tahu akan benteng yang megah ini akhirnya terjawab. Benteng bekas peninggalan Belanda ini berukuran sekitar 3600 m2 dengan bentuk melingkar dan memiliki banyak pintu dan jendela tua berukuran besar di setiap sisinya. Bangunan benteng terdiri dari 2 lantai dengan tangga spiral di beberapa ruangan. Sepertinya benteng ini dulu digunakan untuk pemerintahan, terbukti banyak ruang-ruang bertuliskan jabatan serta pangkat orang-orang jaman dulu. Bagian dalam benteng juga tak kalah stunning, walapun dindingnya banyak ditumbuhi jamur dan lumut, kesan historis dan menakjubkan masih sangat amat terasa. Berikut foto-fotonya.











Setelah mengelilingi benteng dan berfoto, kami menuju atap benteng. Ada yang unik, kita bisa naik kereta mini di atap benteng, yang dijalankan oleh salah satu petugas benteng. Yah, sebenarnya keberadaan kereta ini justru mengurangi nilai historis dari benteng itu sendiri, dan juga tidak begitu menghibur, maklum, yang bisa dilihat hanyalah pemandangan di sisi luar benteng (yang juga membosankan). Tapi mungkin cukup berfungsi untuk menarik perhatian pengunjung, terutama mereka yang membawa anak-anak.

Setelah puas mengelilingi benteng dan lelah menunggu bapak memilih-milih cincin batu akik di pintu keluar benteng, akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke tujuan berikutnya, yep, pantaaaiiiiiiiiiiiiiii.

Di perjalanan menuju benteng sebelumnya, kami berpapasan dengan pengendara sepeda motor untuk menanyakan arah, pengendara tersebut menyarankan kami untuk mengunjungi pantai Suwuk, pantai yang lagi jadi trending topic-nya orang Kebumen. Oke, akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke sana. Apalah dikata, mobil kami malah menuju Pantai Karangbolong yang lokasinya tak jauh dari Pantai Suwuk, dan pemandangannya pun cukup keren. Super.











Demikianlah cerita wisata yang dapat saya ceritakan kali ini. Kebumen. Hmm. Kota kecil yang menyimpan banyak sejarah dan keindahan alam. Mungkin lain kali kami akan ke sana lagi, dengan tujuan dan waktu yang berbeda. So far, Kebumen keren! Semoga sehat selalu! Bon Voyage!



Yogyakarta, 23 Mei 2015

Post a Comment

2 Comments

  1. kebumen punya cerita... haha, saya bangga <a href="http://kebumenkeren.xyz" target=">kebumen keren</a>

    ReplyDelete