New Experience: Mengikuti SNMPTN Tulis 2012, Hasilnya?

Sore itu tanggal 28 Mei 2012, handphoneku yang sedari tadi pagi sangat sepi tiba-tiba berdering tanda ada sebuah pesan masuk. Pesan itu dari seorang temanku, teman dekatku, sebut saja Kencur, pesannya terbaca seperti ini, “Ras, katanya hari ini pengumuman SNMPTN Undangan jam 18.00 lho.” Sejenak jantungku berdegup sepersekian km/jam, mengingat-ingat keempat jurusan yang kupilih beberapa minggu lalu, kemudian kubalas singkat, “Oke, maturnuwun info-ne”. Raut mukaku yang sedari tadi pagi santai berubah menjadi sangat gelisah. I didn’t know either, my mind was just fulfilled with those weird feelings. Oke, ini mulai berlebihan.
    
Waktu terasa sangat lama berjalan, pukul 15.00, 15.30, 15.45, 16.00, dan perasaanku pun semakin kalut, kalut sekalut-kalutnya kalut (bukan pembalut, krik). Ditambah lagi, ternyata pengumumannya dimajukan satu jam menjadi pukul 17.00 WIB. Oke, sebentar lagi akan ada sebuah pengumuman besar bagiku, entah kebahagiaan besar atau kekecewaan besar. Langsung saja aku log-in akun undangan.snmptn.ac.id, kumasukkan nomor pendaftaran dan juga passwordku. Dan entah mengapa perasaanku seperti tiba-tiba tertusuk paku pasak sebesar tiang saat melihat layar laptop yang intinya mengatakan bahwa aku belum berhasil lolos di jalur SNMPTN Undangan. Dan perasaan kalut sekalut-kalutnya pembalut itu muncul lagi, kali ini berbeda, karena ditambah dengan serangan Negara Api. *mati
    
Setelah beberapa detik kemudian, aku hidup kembali dan mulai mengotak-atik web itu untuk mengetahui hasil SNMPTN Undangan milik teman-temanku, beberapa menit terasa bahagia karena si Jahe dan si Lengkuas juga belum lolos, si Serai dan Kunyit juga sama. Namun, saat aku melihat akun teman akrabku, sebut saja Ketumbar, aku takjub. Ia berhasil lolos di jurusan pilihan ke-III-nya. Langsung saja ku-sms dia, “SELAMAT YAA!”. Oke, aku menyerah. Dan pada saat itu aku sangat membenci semua yang berbau ‘SNMPTN’. Bahkan aku berniat tidak akan ikut SNMPTN Tulis. Yah, Anda tahu sendiri kan rasanya?
    
Sekitar dua hari kemudian, aku mendaftar untuk SNMPTN Tulis (boleh kok ketawa) karena saran ibuku memang seperti itu. Aku sih setuju saja, biaya pendaftarannya kan disponsori sang bunda? Dan memang saat itu aku ‘hanya’ sedang sibuk mengurusi sponsor Yearbook sekolah saja, tidak ada tujuan hidup lain. Berhubung banyak juga teman-temanku korban Undangan yang ingin ikut, kami putuskan untuk membayar biaya registrasi dan mendaftar bersama-sama saja. Saat itu kupilih jalur IPS (walaupun ini artinya banting setir, tapi tak apalah, demi kebahagiaanku). Pilihan jurusan yang disediakan hanya dua kalau tidak salah, segera saja kuisi Pendidikan Bahasa Inggris-S1 UNY untuk pilihan pertama dan kutempatkan Sastra Inggris-S1 UGM di pilihan kedua. Selain karena Pendidikan Bahasa Inggris adalah pilihan utamaku, aku cukup trauma dengan UGM karena peristiwa Negara Api beberapa paragraf di atas. 
    
Setelah registrasi selesai, kuhela sejenak nafasku. Berangan-angan, kira-kira seperti apa ujiannya? Sesulit yang di komik-komik kah? Sesusah yang diberitakan di TV kah? Dan kubiarkan lamunan itu berakhir, karena saat itu aku masih disibukkan dengan hal-hal berbau Yearbook. Dan beberapa hari setelahnya, kulupakan masalah SNMPTN ini hingga akhirnya tak terasa sudah tanggal 5 Juni. Ujian SNMPTN Tulis tinggal seminggu lagi dan bahkan aku tidak mempersiapkannya! 
    
Tepat sehari sebelum Ujian SNMPTN Tulis 2012 dimulai, aku beserta beberapa butir (?) temanku berencana mengunjungi lokasi ujian kami, karena memang ada himbauan dari pihak panitia agar peserta mengetahui lokasi ujian beserta tempat duduknya sehingga esoknya tidak tergesa-gesa maupun terlambat. Waktu itu kami berangkat berempat, dan langsung menuju kompleks Fakultas Filsafat, Psikologi, Ilmu Budoya serta Ekonomi dan Bisnis UGM. Kami berkeliling menuju fakultas yang kami tuju bersama-sama, agar kami bersama-sama lolos, begitulah harapan kami waktu itu dan segera mencocokkan nomor di kartu kami dengan nomor pada tempat duduknya. Lega. Ya, mereka lega. Namun aku tidak, karena tinggal satu hari saja Ujian SNMPTN Tulis 2012 akan segera berlangsung, namun aku belum belajar sama sekali, ditambah lagi, Fakultas Filsafat yang esok akan kutempati ternyata keadaannya berbeda dari ketiga fakultas tadi. Sangat tua, kontras sekali dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis di sebelahnya, dan agak sedikit tak terurus dan agak kotor. Oke, this is my luck. Ucapku dalam hati kala itu.
    
Rencanaku, sepulang ‘kunjungan’ hari itu akan langsung kupelajari semua materi terutama matematika yang memang sangat sulit bagiku namun ternyata aku terkapar setelah menyiapkan alat-alat tulis dan sebuah clipboard warna cokelat. Terlalu lelah. Jadi, akhirnya malam itu aku tidak sempat membaca buku sama sekali.
    
Paginya, Selasa 12 Juni 2012 pukul 06.15 kami berkumpul di depan SMF “Indonesia” tercinta untuk berangkat bersama-sama ke lokasi Ujian SNMPTN Tulis 2012. Masih kuingat jalanan Jogja pagi itu, dingin dan tenang, saat itu Yunisa, temanku, membonceng sepeda motorku, karena memang lokasi ujian kami berdekatan. Sesampainya di sana, kuparkir motorku dan berjalan ke Fakultas Filsafat setelah melambaikan tangan pada Yunisa yang akan berjuang di Fakultas Psikologi bersama Bibik dan teman-teman lainnya. Selanjutnya adalah adegan terlihatnya sosok ragu dan bimbang berjalan lunglai menuju ruang B-302 Fakultas Filsafat. Ya, itu aku. Antara takut dan bingung aku berjalan menuju ruangan yang telah kukunjungi kemarin. Sangat berbeda, koridor fakultas ini kemarin begitu lengang dan senyap, namun hari ini sangat ramai oleh puluhan peserta tes, sibuk. Itu yang kupikirkan saat itu. Segera kucari tempat duduk yang paling dekat dengan ruanganku. Aku tak lantas membuka buku, namun kukeluarkan handphoneku dan kurekam suasana canggung itu dengan kamera video di handphoneku. Hingga saat ini, masih ada rekaman itu. *nangis haru
    
Jadwal ujian hari pertama adalah Tes Potensi Akademik dan Tes Bidang Studi Dasar yang mencakup Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris (kalau nggak salah ya, lupa). Sekitar pukul 07.00 lebih sedikit terlihat beberapa sosok bapak dan ibu berpakaian rapi yang selanjutnya kukenali sebagai panitia pengawas ujian. Sosok-sosok itu membuka ruang-ruang ujian dan memasukinya segera, kami langsung mengikuti masuk. Di dalam ruangan itu begitu terang dan sejuk, cukup heran saat itu, karena keadaan yang sungguh berbeda dari yang di luar. Panitia segera menjelaskan tata tertib ujian dan aku semakin dag dig dug membayangkan soal ujian yang akan kudapatkan. Pukul 08.00 - 09.00 adalah waktu pengerjaan soal Tes Potensi Akademik. Luar biasa, aku cukup percaya diri pada soal-soal ini. Ternyata lumayan mudah (padahal setelah ini ada yang mengerikan). Pukul 09.00 bel berdentang, tanda istirahat dimulai. Kami mendapatkan 45 menit waktu istirahat. Kulihat peserta lain langsung membuka buku catatan dan modul mereka lalu belajar dengan serius. Berbeda denganku, ku sms temanku yang lokasi ujiannya tidak jauh dari tempatku. Ia mengajakku turun ke halaman fakultas untuk mengobrol, langsung saja aku turun dan menemuinya. Kami bercerita panjang lebar mengenai tes tadi. Lucunya, kami sama-sama tidak membawa satu pun buku untuk belajar. Kompak. Kami putuskan untuk pergi ke kantin yang tepat berada di antara gedung tempat kami ujian tadi. Masih ingat betul apa yang kubeli saat itu, sebotol Aqua dingin dan 2 iris gorengan hangat. Ya, gorengan pembawa berkah. Kami berdua menghabiskan waktu untuk menikmati snack kami dan mengobrol tentang hal-hal random bin abstrak. Ya, menyenangkan. Hingga akhirnya bel berdentang, segera kulambaikan tangan padanya dan berlari menuju ruanganku tadi.
    
Tes Bidang Studi Dasar yang berlangsung dari pukul 10.00 hingga pukul 11.00 pagi itu lumayan ‘mematikan’, pasalnya aku tidak mempelajari kembali soal-soal matematika yang kubawa tadi pagi. Kupakai ‘cara gila’-ku, yaitu dengan jalan menghitamkan jawaban A mulai dari nomor 1 hingga 5, kemudian jawaban B mulai dari nomor 6 hingga 10 dan seterusnya sampai soal matematika itu habis. Aku melakukan ini, karena kupikir setidaknya aku tidak akan mendapat nilai 0 untuk matematika gara-gara tidak kuisi satupun, mungkin saja akan kudapatkan beberapa jawaban benar dengan cara gila tadi, karena penilaiannya adalah skor -1 untuk jawaban salah dan skor 4 untuk jawaban benar (aji mumpung saja). Saat itu, kertas soal matematika-ku benar-benar bersih tanpa goresan pensil sedikitpun. Aku pasrah dalam bidang ini, berbeda dengan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang menurutku lumayan bisa dikerjakan. Tapi tetap saja aku kurang puas dengan pekerjaanku dan hanya bisa menyesal.
    
Esok harinya adalah hari dimana Tes Bidang Studi IPS akan diujikan. Persiapanku malam sebelumnya sangat minim, hampir mendekati nol, karena materi IPS yang kudapatkan di sekolah kejuruan berbasis IPA seperti SMF “Indonesia” terhitung sedikit. Kubaca buku catatan Sosiologi-ku, dan sedikit Administrasi Farmasi. Yah, mungkin tak seberapa, tapi apa boleh buat? Hari itu, Rabu 13 Juni 2012 adalah hari yang cukup menentukan hasil Ujian SNMPTN Tulis-ku, pukul 10.30 - 11.30 adalah menit-menit yang sangat menentukan dan kepertaruhkan rasa kantukku mengerjakan soal-soal IPS yang ‘mengerikan’ itu, betapa tidak? Tak kudapatkan pelajaran geografi di sekolah, apalagi sejarah yang begitu mendetail, ekonomi? Aku lebih pasrah lagi. Sebisa mungkin kuisi semua soal-soal itu, tak ada yang kosong satupun, aku menyerahkan hasilnya pada Yang Maha Segalanya.
    
Hari-hari setelah tes adalah hari latihan wisuda, dan persiapan Malam Perpisahan. Wisuda Asisten Apoteker XLV yang kuikuti berlangsung pada tanggal 16 Juni 2012 dan seminggu setelahnya adalah Malam Perpisahanku dengan teman-teman AA 45. Tak sedikitpun kupikirkan tentang SNMPTN. 
    
7 Juli 2012, tanpa diberitahu temanku pun aku sudah menyadari bahwa hari itu adalah hari saat hasil dari Ujian SNMPTN Tulis diumumkan. Tak banyak yang kuharapkan saat itu, karena memang dulu aku tidak bisa mengerjakannya. Sore itu sekitar pukul 17.00, teman-temanku yang mengikuti Ujian SNMPTN Tulis mulai banyak yang mengirim sms mengabarkan hasil ujian mereka, kurang lebih 7-8 dari mereka yang sms berkata tidak lolos saat itu. Aku menjawab, “belum ngecek, nanti yaa..” begitu mereka menanyakan hasil ujianku. Memang saat itu aku masih berada di tempat kerja, di sebuah apotek milik pemerintah yang cukup terkenal. Aku hanya fokus pada pekerjaanku sebagai Asisten Apoteker yang masih sangat baru. Aku juga tidak berniat membuka web itu karena mungkin hasilnya juga akan sama seperti teman-temanku, tidak lolos (lagi).
    
Pukul 22.00 aku bersiap pulang dari tempat kerjaku. Letih dan mengantuk, lupa akan pengumuman itu. Namun sesampainya di rumah, sang ibunda langsung menyuruhku membuka web ‘mengerikan’ itu. Dengan modem yang masih setengah terisi kuota internet, segera kubuka web tersebut, log-in, dan kutemukan tampilan seperti ini:
    

Merinding dan kaget. Itu reaksiku, lantas tersenyum, dan ibuku memelukku sambil menangis terisak. Aku berhasil lolos, diterima di Jurusan pilihan pertamaku, di Universitas Negeri Yogyakarta.
    
Oke, jadi sebenarnya saya hanya ingin share pengalaman saya kala itu. Tahun 2012 adalah tahun yang luar biasa bagi saya. Pengalaman di atas semoga bisa dijadikan penyemangat teman-teman semua yang sedang menghadapi ujian-ujian ataupun tes masuk di manapun dan kapanpun, tetap berusaha walaupun hingga lelah tak tertahankan, dan selalu bertawakkal pada Yang Maha Kuasa. Yang sudah membaca artikel ini sampai selesai saya doakan LOLOS di ujian-ujian masuk manapun dengan jalur apapun. TERIMA KASIH. Semangat! Sehat itu Sukses!



Yogyakarta, 11 Desember 2013

Post a Comment

0 Comments