Voyage Chapter Four: First Day in Malang, My Great Journey!


Setelah beberapa minggu sebelumnya membayangkan betapa indahnya berwisata di Jawa Timur Park, akhirnya target destinasi nomor tigaku di tahun 2014 ini tercapai juga. Ya, pada tanggal 7 sampai 9 Februari 2014 kemarin, aku beserta lima teman semasa SMFku; Amalia Ulinnuha, Chawarizmi Trirenggani, Dedi Prasetyo, Esta Anggih Pratiwi, serta Evi Noviani berhasil mewujudkan keinginan kami untuk berlibur bersama ke tempat yang jauh dari Jogja. Itu adalah pengalaman yang sangat luar biasa bagiku.

The only impossible journey is the one you never begin. – Tony Robbins

Bermula dari obrolan ringan di arisan kelas kami yang ke-8 di rumah Hawa pada 26 Januari 2014 lalu, beberapa orang dari kami merencanakan untuk pergi berpelesir bersama dengan biaya sendiri. Pada awalnya, ada yang mengusulkan Lombok sebagai destinasi kami, “Waduh, butuh berapa juta nih?” pikirku waktu itu, namun seketika keraguan itu terobati saat Dedi mengusulkan agar kami pergi berwisata ke Jawa Timur saja. Tentu saja langsung kuteriakkan “Jawa Timur Park yooo!” dan selanjutnya disambut hiruk pikuk persetujuan dari beberapa anak yang memang belum pernah ke sana. Setelah kuiming-imingi mereka dengan gambar-gambar pemandangan indah Jawa Timur Park 2 dari google, banyak yang sangat ingin berfoto di sana, tetapi banyak pula yang ingin ke Jawa Timur Park 1 karena wahana yang ditawarkan juga sangat menggoda. Hmm, setelah berpikir keras, kami memutuskan untuk pergi ke kedua tempat tersebut, ditambah Batu Night Spectacular serta Eco Green Park yang termasuk dalam Paket Sakti seharga Rp 175.000,00. Total iuran untuk sewa mobil dan supirnya serta untuk biaya makan di rumah saudara dari Ulin yang tinggal di Malang sejumlah Rp 265.000,00 kubayarkan saat rapat penting kami pada H-4, dan pada H-1 keberangkatan kami segera kukemasi keperluan yang sekiranya penting untuk dibawa bepergian seperti baju ganti, kamera, charger, alat mandi, dan lain-lain agar semuanya lancar terkendali saat kami berada di sana.
      
Kami berkumpul di rumah Ulin di Sewon pada Jumat, 7 Februari 2014 pukul 21.00 karena mobil serta supirnya datang pada jam itu. Aku dan Dedi datang lebih awal dan menyempatkan diri menikmati nasi kucing di angkringan tak jauh dari rumah Ulin karena kami memang belum makan malam. Setelah semua pengecekan selesai, kami berpamitan pada orang tua Ulin dan segera berangkat menuju Kota Wisata yang tersohor tersebut. Di perjalanan, kami bercengkerama dengan Mas Dedi, sang supir mengenai apa saja yang ada di sana, tentang berapa lama waktu yang harus ditempuh, bahkan makanan khas apa saja yang ada di kota di atas gunung itu. Perjalanan malam itu sungguh riuh namun kini sangat kurindukan.
      
Kami sampai di Kota Wisata Batu sekitar pukul 05.00 pagi setelah melewati jalan pegunungan yang rumit dan gelap. Pemandangan pagi itu sungguh damai, banyak pepohonan rindang dan kabut pagi yang menyelimuti kota tersebut. Kami berhenti sejenak di salah satu SPBU untuk beristirahat dan ke kamar kecil. Di SPBU itu, udara sungguh dingin menusuk tulang, untung saja ada penjual bakpao di sana, uniknya, bakpao yang dijual tidak berbentuk bulat seperti biasanya, namun seperti landak berwarna ungu. Hmm, kesan pertama tentang kota ini di mataku sungguh menjanjikan.


    
Tujuan selanjutnya adalah rumah Bulik Nurul, bibi dari Ulin yang tinggal di Perumahan Bumi Mondoroko Raya di Malang Utara. Kami akhirnya berhasil menemukan rumahnya setelah banyak bertanya via telepon, hehe. Sesampainya di sana, kami segera memperkenalkan diri kami, berkenalan dengan keluarga kecil Bulik Nurul yaitu Om Heru dan Dek Nayla,  dan menyerahkan oleh-oleh yang telah kami siapkan sebelumnya lalu menuju kamar kami untuk segera menurunkan barang-barang kami di sana. Setelah semua selesai mandi dan sarapan, serta bersiap-siap membawa apa saja yang diperlukan hari itu, kami pamit kepada Bulik Nurul karena kami akan berangkat menuju Jawa Timur Park 1, Taman Selecta dan BNS (Batu Night Spectacular) dan mungkin akan kembali ke rumah malam harinya.
    
Perjalanan ke Jatim Park 1 dari rumah Bulik Nurul memakan waktu kurang lebih 20 menit. Pemandangan di luar mobil sungguh berbeda dengan yang biasa kami jumpai di Jogja. Kota tersebut sungguh bersih dan tertata rapi. Dapat juga dijumpai bangunan kecil unik berbentuk buah-buahan, seperti apel, wortel, melon, yang selanjutnya kami ketahui sebagai poskamling. Unik bukan? Sungguh sebuah kota yang menarik.
    
Sesampainya di Jatim Park 1, kami segera turun dari mobil dan berlarian menuju loket yang terletak tak jauh dari tempat kami memarkir mobil. Setelah mendapatkan tiket berbentuk gelang berwarna putih yang tahan air, kami berfoto bersama.





    
Banyak sekali hal-hal menarik di Jatim Park 1. Ada gong terbesar ke-2 di Indonesia, ada diorama pakaian dan rumah-rumah adat di Indonesia, bermacam-macam topeng Nusantara, patung-patung berbentuk realistis, wahana Ilmu Pengetahuan yang kurang lebih mirip Taman Pintar di Jogja, serta miniatur candi-candi di Indonesia. Yang PALING MENARIK adalah wahana permainan yang terletak di area belakang Jatim Park 1, sekilas mirip Dunia Fantasi di Jakarta sana, namun tak kalah menarik dan mampu menguji adrenalin kami. Yang paling berkesan adalah wahana Pendulum 360 derajat yang sukses mengobrak-abrik isi perut kami hingga Hawa, Dedi dan Evi memuntahkan sarapannya, haha.










    
Puas bermain di Jatim Park 1, kami segera bergegas menuju Taman Selecta yang terletak di kaki gunung di kota itu. Sebelumnya, kami sempatkan dulu untuk makan siang di sebuah warung Cwie Mie, makanan khas di daerah ini. Cwie Mie ini bentuknya seperti mie ayam yang banyak dijumpai di Jogja, namun tekstur mi-nya sedikit berbeda dan topping yang ditawarkan pun bermacam-macam. Berikut penampakan Cwie Mie ayam udang bakso pesanan kami.


    
Kami sampai di Taman Rekreasi Selecta yang terletak di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji sekitar pukul 15.00 dan segera memasuki kolam renang yang ada di sana. Wahana airnya memang tidak seluas dan sekomplit yang ada di Jatim Park 1. Airnya sungguh dingin dan segar, namun keceriaan kami di kolam hanya berlangsung selama 15 menit karena kami harus segera membersihkan badan dan sholat, serta segera menuju ke area taman bunga untuk mengambil foto-foto di sana. Taman bunga yang terdapat di sisi atas Taman Rekreasi Selecta sungguh luar biasa indah. Hamparan aneka macam bunga dengan aneka warna seakan menyambut kedatangan kami sore itu. Sekilas terlintas di benakku Video Klip dari grup ‘A Pink’ yang berjudul ‘Secret Garden’ yang sangat kukagumi itu. Terbayar sudah pergi ke tempat yang selama ini hanya bisa kuimpikan. Padang bunga yang sangat luas dan asri, namun tetap bersih dan tertata rapi. Pukul 17.00, kami meninggalkan tempat itu.











    
Tujuan selanjutnya sore itu adalah Batu Night Spectacular atau BNS yang terletak di Jalan Raya Oro-oro Ombo 200 Kota Batu, tak jauh dari lokasi Jatim Park 1. BNS adalah sebuah tempat wisata malam yang menyuguhkan berbagai wahana yang mengandalkan cahaya warna-warni dari lampu dan lampion. Terdapat wahana kursi terbang, merry go round, boom-boom car, gokart, Lampion Garden, dan masih banyak lagi. Berhubung sore itu hujan lebat, terpaksa kami harus berteduh dahulu di Foodcourt BNS setelah sholat maghrib, kurang lebih setengah jam kami terjebak di sana. Awalnya kami pikir itu adalah nasib buruk tapi semua berubah saat di panggung foodcourt tersebut dimulai pertunjukkan air dan cahaya yang spektakuler dengan musik yang luar biasa memekakkan telinga. Pertunjukkan yang berlangsung selama kurang lebih 10 menit itu mampu memukau kami yang memang belum pernah melihatnya, para pengunjung lain pun terpukau dengan keindahan panggung air saat itu. Sungguh beruntungnya kami, jika tidak karena hujan mungkin kami akan melewatkannya, haha.








    
Setelah hujan reda, kami segera menuju Lampion Garden yang lokasinya tak jauh dari foodcourt setelah sebelumnya mencoba wahana rumah kaca. Lampion Garden adalah sebuah taman yang cukup luas dengan banyak sekali lampion dengan bermacam-macam ukuran dan berbagai bentuk. Ada yang berbentuk bunga, tokoh kartun, istana, tulisan, menara Eiffel, bahkan kereta kuda. Setelah puas berkeliling, kami bergegas pulang, kembali ke Perumahan Bumi Mondoroko Raya. Sampai di rumah Bulik Nurul, kami segera membersihkan badan dan menyantap makan malam berupa sate ayam di ruang tengah sembari bercengkerama dengan keluarga Bulik Nurul. Sungguh merupakan malam yang hangat.

--- TO BE CONTINUED TO THE SECOND DAY ---



Yogyakarta, 18 Februari 2014

Post a Comment

0 Comments